twitter instagram
  • Home
  • About
  • Lifestyle
  • Skincare
  • Kosmetik
  • Bodycare
  • Hair

Blogger Cantik

Penulis : Rahayu Asda


Sebenarnya ini bukan kapasitas saya untuk bertutur seputar poligami, tapi dari kemarin di beranda saya berseliwiran berita seputar praktek poligami diam – diam oleh seorang  ternama di telivisi.  Pro kontra dari netizen siapa lagi kalau bukan dari kalangan ibuk-ibuk bermunculan, bagaikan kebakaran jenggot di siang hari menanggapi hal tersebut.
Insting saya untuk menulis pun kembali terlecut, ingin segera saya luahkan dalam bentuk tulisan, semoga kita semua dapat mengambil ibroh dari peristiwa ini.
Begini respon ibu ibu seputar prokontra poligami
Melihat respon netizen  yang notabane nya adalah para ibu-ibu terlihat jelas, bahwa kebanyakan ibu ibu sangat tak ingin di madu, bahkan ada pula yang mengatakan dengar dari ceramah ustd bahwa poligami itu mesti mendapat izin dari istri pertama, sementara ada juga netizen yang mengaku bukan pelaku poliami tapi berlapang dada menerima syariat poligami
Pro dan Kontra seputar poligami selalu ada ,perdebatan itu sering muncul di kalangan ibu-ibu, di grub mana pun, ketika membicarakan seputar poligami, tentu akan banyak komen puluhan bahkan ratusan komentar bermunculan.
Disini saya tidak ingin menggurui, hanya berbagi informasi seputar poligami, sehingga terbuka wacana berpikir kita dari yang dulu nya negatif menuju kearah positif.
Allah telah mensyariatkan poligami dalam surat An nisa  Ayat 3 yang berbunyi “Maka kawinilah wanita-wanita (lain) yang kamu senangi; dua, tiga atau empat. Kemudian jika kamu takut tidak akan dapat berlaku adil, maka (kawinilah) seorang saja.”
Telah jelas bagi kita bahwa  poligami merupakan aturan dari Allah Subhanahu wata’ala, namun hukumnya bukan wajib, melainkan mubah. Dan menentang poligami berarti  menentang firman Allah ta’ala.
“Dan tidakkah patut bagi laki-laki dan perempuan yang (benar-benar) beriman, apabila Allah dan Rasul-Nya telah menetapkan suatu ketetapan, akan ada bagi mereka pilihan (yang lain) tentang urusan mereka. Dan barang siapa mendurhakai Allah dan Rasul-Nya maka sungguhlah dia telah sesat dengan kesesatan yang nyata” (QS al-Ahzaab:36).
Dari kedua firman Allah diatas bahwa kita dapat menarik kesimpulan : pertama bahwa poligami merupakan syariat dari Allah. Namun dalam firman Allah juga di sebutkan jika kamu tidak bisa berlaku adil, maka nikahilah satu saja, adil disini bukan lah adil dalam segi perasaan (hati),  melainkan adil dalam nafkah dan pembagian waktu.
Kedua  yang menjadi perdebatan seru para ibu-ibu netizen adalah apakah poligami harus ada izin dari istri pertama, dalam Lajnah Daimah Lil Ifta’ pernah ditanya tentang keridhaan istri pertama bahwa suami tidak perlu izin dari istri pertama. Tapi  dari segi Akhlak dan adab alangkah baiknya jika suami memberitahukan istri untuk menikah lagi agar tidak menjadi masalah di kemudian hari. Disamping itu juga agar pernikahan  yang kedua tercatat di kantor urusan agama, Kantor Urusan Agama  mensyaratkan salah satunya adalah bahwa harus ada persetujuan ridha dari istri pertama yaitu bukti persidangan di pengadilan agama.
Ketiga Ustadz Khalid Basalamah menerangkan bahwa Poligami adalah tingkat tertinggi dalam pernikahan, sama hal nya dengan ibadah tahajud merupakan tingkat tertinggi dalam ibadah sholat, orang yang akan melakukan praktek poligami, mesti memiliki Ibadah  dan  tingkat ketakqwaan yang tinggi kepada Allah swt  agar punya bekal kesabaran dalam mendidik para istri.
Keempat, Mengapa Allah mensyariatkan poligami, dalam ceramahnya Zakir Naik menjelaskan alasan Islam membolehkan memiliki istri lebih dari satu  : menurut dokter kandungan bahwa bayi perempuan lebih kuat melawan kuman dan penyakit dari pada bayi laki-laki maka lebih banyak bayi laki-laki meninggal dari pada bayi perempuan, disamping itu  kematian akibat penyakit merokok, minumak karas, peperangan, kecelakaan menjadikan populasi laki-laki lebih sedikit di banding wanita.  Beliau juga menerangkan bahwa normalnya tidak ada wanita yang mau berbagi suami dengan wanita lain, tapi syariat Islam mengatakan lebih baik mengalami kerugian yang kecil dari pada mengalami kerugian yang besar. Dalam hal ini kerugian yang kecil yaitu berbagi perasaan dan kerugian yang besar adalah maksiat yang merajalela.
Seperti  yang di kisah kan oleh anak Buya Hamka,tentang seorang perempuan yang mengadu kepada Buya lantaran suami nya diam-diam menikah lagi dan ingin bercerai, begini cuplikan nasehat beliau yang di kutip dari http://www.fimadani.com/saya-tidak-ingin-dimadu-mas/
“Ananda tahu, perceraian adalah suatu perbuatan halal yang tidak disukai Allah. Perceraian bukan saja perbuatan yang menyebabkan berpisahnya dua orang suami istri, tetapi juga merusak hubungan kedua keluarga. Membuat anak-anak kehilangan pegangan. Ada dua macam pribadi seorang laki-laki yang memiliki kelebihan bakat alam seperti suami Ananda. Pertama, laki-laki beriman. Laki-laki ini takut kepada Allah. Dia pun takut kehilangan istrinya, seperti Anada ini. Dia sayang kepada keluarganya. Dia takut rusak rumah tangganya. Sementara, istrinya tidak mau dimadu. Jalan pintas yang dilakukan laki-laki ini untuk menyalurkan bakat biologis yang susah ditahannya adalah dengan cara menikahi perempuan lain secara diam-diam alias nikah di luar sepengetahuan istrinya; nikah siri atau di bawah tangan. Menikah dengan cara ini halal, tidak dimurkai oleh Allah. Yang kedua adalah Laki-laki yang tidak takut kepada Allah, apalagi  istrinya. Dia akan berbuat semaunya, termasuk berzina. malah bila tidak dapat menahan dan mengendalikan hasratnya bisa melakukan perkosaan sebagai pelampiasannya.”
“Lalu bagaimana terhadap seorang istri? Sama. ada istri yang tidak takut kepada Allah, juga kepada suaminya. Istri yang tidak takut kepada Allah ini melarang suaminya untuk menikah lagi. Dia memberi peluang kepada si suami untuk berbuat sekehendak hatinya di luar rumah. Malah bila ada kesempatan, dapat pula dia berbuat seperti yang dilakukan oleh si suami, berzina.” “Singkatnya, istri yang memberi peluang kepada suaminya. Seorang istri yang memunggungi si suami ketika tidur, dapat laknat dari Allah. Begitu pula bila suami tidak mengizinkan si istri keluar rumah dan istri dilarang suaminya menjalankan puasa sunah, dia harus patuh kepada larangan si suaminya tersebut. Kepada laki-laki diperintahkan Allah untuk menikah satu, dua, tiga, dan empat dengan syarat berlaku adil, sebaiknya satu saja. Al Quran dan An-Nisaa ayat 3.”
“Hanya ini yang bisa Buya sampaikan kepada Ananda. Buya dilarang oleh agama untuk menganjurkan Ananda minta cerai kepada suami. Dan buya pun tidak berhak menganjurkan Ananda untuk bersabar saja. Keputusan ada di tangan Ananda sendiri. Semua tergantung akan tinggi rendahnya iman seseorang kepada Allah. Sekian, ya?!” Ayah mengakhiri nasihatnya. Empat bulan kemudian, perempuan muda yang pernah meminta nasihat kepada Ayah itu datang kembali ke rumah menemui Ayah. Perempuan itu datang dengan kembali ke rumah menemui Ayah. Perempuan itu datang dengan seseorang laki-laki yang sebaya dengannya, diiringi oleh lima orang anak-anak yang hamper sebaya semuanya. Ayah menemui mereka di ruang tamu. Mereka semua bersalaman dengan Ayah sambil mencium tangan Ayah. Si perempuan memperkenalkan laki-laki di sampingnya serta kelima anak-anak mereka. Di akhir silaturahmnya, si perempuan berkata kepada Ayah, “Buya saya lebih takut kepada Allah daripada takut dimadu.”
Terlepas dari pro kontra dan isu yang  berkembang saat ini tentang poligami dari seorang ustd ternama  alangkah baiknya kita bijak menerima berita dan tidak sembarangan men share berita yang masih simpang siur, juga jangan menghakimi seseorang  karena kita tidak tahu duduk permasalahannya dan hanya membaca dari madia. Jika yang terjadi adalah benar, bisa jatuh ke ghibah dan sebaliknya jika tidak benar bisa jatuh ke fitnah, ingat fitnah lebih kejam dari pada pembunuhan
Disini saya  mangajak  ibu ibu  untuk berhusnudzan. Karena media cendrung mengangkat berita negatif dari praktek poligami, padahal banyak juga cerita sukses para ustadz berpoligami yang tidak terekspos media, seperti ustdz Arifin Ilham dan Anis Matta.
Juga mengajak bapak-bapak untuk  selalu mendidik istri kepada ketaqwaan dan bersikap terbuka, agar ketika nanti Allah takdirkan berjodoh kembali, san istri akan menerima dengan lapang dada.
Alangkah baiknya menutup aib sesama muslim, karena barang siapa yan menutup aib saudaranya maka Allah akan menutup ainya pada hari kiamat (hadist).
Wallahu’alam
September 28, 2019 No comments


Di Indonesia, pekerjaan full time mom atau yang lebih familiar disebut  ibu rumah tangga  masih saja  dianggap sebelah mata oleh sebagian masyarakat Indonesia. Terlebih jika ibu rumah tangga itu adalah seorang sarjana, lengkaplah sudah dianggap pengangguran. Ditambah lagi dengan rutinitas monoton setiap harinya, mulai dari mencuci, memasak, mengurus segala keperluan anak dan suami, tentu membuat perasaan sang ibu kian tertekan.
Buat para FTM, tidak perlu merasa baper berkepanjangan. Ragam tips ini dapat menghilangkan kejenuhan dan baper selama melakukan rutinitas rumah tangga
  1. Atur jadwal harian
Catat jadwal rutinitas harian dan tentukan skala prioritas, agar pekerjaan rumah tidak keteteran. Sebagai contoh, di awal minggu, catat menu masakan untuk seminggu, dan berbelanjalah di awal minggu.

  1. Temukan passion
Carilah passion pada diri Anda. Passion adalah segala sesuatu yang dikerjakan dengan sepenuh hati karena kita menyukai hal tersebut. Jika ditekuni dengan serius, passion tidak hanya membantu FTM menemukan jalan untuk aktualisasi diri, namun juga dapat menghasilkan uang.

  1. Jadikan hobi sebagai rutinitas
Selain dapat menjadi sarana aktualisasi diri, rutin menekuni passion juga dapat membantu menghindari kebiasaan konsumtif, serta membantu menghilangkan kejenuhan di rumah.

  1. Refreshing
Coba komunikasikan dengan pasangan jadwal untuk berekreasi di akhir pekan.Tidak mesti seminggu sekali, refreshing juda dapat dilakukan 2 minggu atau sebulan sekali.

  1. Cari komunitas guna pemberdayaan diri
Perlu bagi seorang FTM untuk bergabung dalam suatu komunitas agar bisa bertukar pikiran.Anda bisa gabung di ibu-ibu PKK, arisan RT/RW, pengajian mingguan di mesjid, dan lain-lain.

  1. Jadwalkan ke perpustakaan atau banyak membaca
Sebagai seorang FTM yang pekerjaannya monoton, penting untuk memperkaya ilmu dengan banyak membaca. Ada baiknya jika FTM menjadwalkan kunjungan rutin ke perpustakaan bersama anak-anak. Terlebih saat ini sudah banyak perpustakaan milik pemerintah yang ramah anak, sehingga bisa sekaligus menumbuhkan minat baca anak.

  1. Bijaklah menggunakan media sosial
Media sosial adalah dunia tanpa batas.Jika tidak bijak menggunakannya, Anda bisa saja terjerumus ke hal-hal yang bersifat negatif. Gabunglah pada grup-grup dan komunitas yang dapat menambah ilmu dan wawasan serta pemberdayaan diri.

  1. Perbanyak beribadah
Kesibukan dalam mengurus keperluan keluarga harus diimbangi dengan ibadah yang tekun. Kedekatan dengan Sang Pencipta juga menjadikan hati dan jiwa kuat dalam mengarungi bahtera rumah tangga.

September 28, 2019 No comments

Setiap anak terlahir membawa fitrah kejujuran, karena anak-anak cendrung menyampaikan apa saja berita yang dilihat dan didengarnya kepada orang dewasa. Faktor orangtua dan lingkungan sangat mempengaruhi sifat kejujuran seorang anak. Misalnya ketika anak mengadukan kesalahan yang diperbuatnya disekolah, maka orangtua cendrung untuk memarahi. Dengan begitu anak memahami bahwa, ketika berbuat jujur maka akan di marahi.
Mari kita belajar dari Negara Denmark. Negara Denmark yang memiliki indeks Kebahagian masyarakat tertinggi di dunia. Menurut sebuah laporan yang di buat oleh jaringan solusi berkelanjutan (SNSD) bahwa Denmark adalah Negara terbahagia di dunia disusul Finlandia dan Newzelend. Kota Denmark terasa bersih dan nyaman hingga di juluki negeri Dongeng. Hal ini tak lain bahwa masyarakat Denmark memegang teguh prinsip kejujuran. Mereka percaya bahwa setiap manusia yang pintar dan di imbangi dengan kejujuran maka, akan bermanfaat orang lain dan seluruh negeri.
Sementara dalam indeks persepsi korupsi, Barometer Globaltransparansi Internasional, yang disusun berdasarkan opini para ahli, bahwa negara Denmark menduduki peringkat Negara paling bersih di dunia dan tingkat korupsi 0 dengan skor 91. Pendidikan di Denmark maupun Finlandia tidak memaksakan anak-anak usia balita harus pintar calistung, namun mereka menekankan pentingnya arti kejujuran. Kejujuran adalah kunci utama kemajuan suatu bangsa.
Orang tua sangat berperan besar dalam menamkan kejujuran pada anak. Anak-anak usia dini lebih cepat menerima rangsangan positif yang datang dari luar, jika anak telah terbiasa untuk bersikap jujur pada diri sendiri, maka akan mempengaruhi sikap dan tindakannya ketika dewasa. Hal pertama yang mesti di lakukan oleh orangtua adalah menghindari reaksi negatif terhadap apa yang disampaikan anak. Tidak memarahi apalagi membentak saat anak mengakui kesalahannya. Bahkan sebaiknya memberi penghargaan atas tindakan jujur yang dilakukannya. Namun yang paling penting dalam menamkan kejujuran adalah membangun keakraban yang hangat dengan anak, usaha menamakan kejujuran, tidak akan berhasil tanpa di imbangi dengan komunikasi hangat bersama anak. Jika anak sudah merasa nyaman berkomunikasi dengan orangtua, tanpa disadari anak akan selalu terbuka dan berbagi cerita apa saja dengan orangtua.

Gambar : Pixabay
September 20, 2019 No comments

Sering kali kita mendengarkan ungkapan 
“Wanita tercipta dari tulang rusuk, maka jangan jadikan ia tulang punggung”

Ungkapan diatas sungguh dalam maknanya. Sejatinya perempuan itu lemah, ibarat tulang rusuk yang bengkok, namun kenyataan yang ada, justru mereka harus kuat layaknya tulang punggung.
Rumah tangga bahagia adalah rumah tangga dimana pasangan suami istri menjalani peran masing-masing, suami mencari nafkah dan istri menjalani  kodratnya dalam  mengurus kebutuhan rumah  tangga  Namun pada kenyataannya, kebanyakan pasangan masih memberikan peluang lebih kepada istri, selain mengurus rumah dan anak, juga untuk  bekerja di luar rumah. Namun apa yang terjadi jika penghasilan istri lebih besar dari pada  penghasilan suami. Niat yang semula istri hanya  membantu suami untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga, kini bergeser menjadi ponopang ekonomi keluarga. Lelah dan letih sungguh yang dirasakan oleh sang istri, sebab dia sering merasa kewalahan dalam menjalani perannya, sebagai istri dan ibu di rumah,  juga sebagai tulang punggung dalam keluarga. Jika Anda berada dalam posisi ini, berikut hal-hal penting yang mesti  dipahami dalam menjalani peran sebagai tulang punggung.

Pertama,  ikhlaslah dalam melaksanakan segala sesuatu.
Setiap pekerjaan yang di lakukan dengan tidak ikhlas pasti akan terasa berat. Untuk itu keikhlasan sangat di perlukan dalam menjalani peran ini.

Kedua,  jalin komunikasi yang mesra bersama suami dan selalulah berdisikusi
Komunikasi adalah hal yang sangat penting dalam sebuah hubungan, termasuk komunikasi untuk selalu berkomitmen dalam mengatur keuangan , pendidikan anak dan sebagainya.

Ketiga,  motivasi terus suami untuk giat dalam mencari nafkah.
Suami yang penghasilannya lebih rendah sering merasa harga dirinya terkoyak, karena mereka sadar bahwa tugas utama suami adalah mencari nafkah dan menjadi ekonomi keluarga. Untuk itu diperlukan motivasi yang besar dari istri untuk selalu mendorong suami  giat dalam mencari nafkah.

Keempat,  jaga wibawa suami di mata anak-anak.
Istri yang berpengasilan besar cendrung mempunyai power di dalam rumah. Namun Anda perlu menekan dalam-dalam ego tersebut, guna menjaga wibawa suami di mata anak-anak.

Kelima, atur menejeman waktu untuk meringkaskan pekerjaan rumah.
Agar Anda tidak kelelahan menjalani dua peran, atur menejeman waktu. Diskusikan dengan suami pembagian tugas, manfaatkan perlengkapan elektronik rumah tangga guna meminimalisir pekerjaan rumah.

Keenam, perkuat ibadah serta banyak berdo’a.
Menjaga kedekatan dengan sang pencipta sangat penting, dalam mengaruni bahtera rumah tangga. Perbanyak berdoa kepada Tuhan supaya anda di beri kekuatan dalam menjalani dua peran serta berdoa agar suami selalu giat dalam mencari nafkah.
September 20, 2019 No comments

Sejak kemunculan Oki Setiana Dewi pada film Ketika Cinta Bertasbih di tahun 2009, fenomena hijab semakin booming. Peluang itu pun segera diambil oleh produsen busana untuk merancang hijab syar’i, maka bermunculan lah hijab syar’i dengan bermacam-macam model dan warna. Sasaran konsumen mereka tak lain adalah ibu-ibu dari berbagai komunitas, seperti ibu-ibu pengajian majlis ta’lim, ibu-ibu pebisnis dari kalangan muslimah, dan lain-lain.
Mereka yang dulunya hanya memakai tudung kepala, kini berganti dengan hijab syar’i ketika akan berpergian. Ya, hijabnya hanya sebatas berpergian saja. Setelah itu,  saat di rumah hijab berbalut manis saat berpergian pun hilang entah kemana. Itu adalah realita yang terjadi di  masyarakat kita saat ini, ketika orang beramal tanpa ilmu, hanya akan mendapat kesia-siaan

Mari kita bicara Hijab sesuai syariat. Dalam bahasa arab Hijab artinya berarti penghalang, atau benda yang menutupi sesuatu. Pada beberapa Negara, hijab lebih merujuk kepada kerudung yang digunakan oleh wanita muslim. Islam mengajarkan agar para wanita setelah akil baligh berhijab yaitu menutup aurat secara sempurna. Dalam Surat An Nur ayat 21 di terangkan siapa saja yang termasuk mahram wanita yaitu : suami, ayah kandung, mertua laki-laki, anak laki-laki kandung, saudara laki-laki kandung, anak laki-laki kandung dari suami, anak laki-laki kandung dari saudara laki-laki kandung dan saudara perempuan kandung.

Dalam Hadist juga diterangkan bahwa aurat wanita itu selain muka dan telapak tangan. Jika dikaitkan dengan firman Allah surat An Nur ayat 31, selain orang-orang  yang disebutkan dalam surat An Nur ayat 31 hanya boleh melihat aurat wanita yaitu muka dan telapak tangan. Sementara aurat wanita di hadapan mahramnya dalam al Majmu fatwa Ibnu Taymiyah adalah seluruh anggota tubuh yang digunakan saat berwudhu.

Rasulullah Shalallahu’alaihiwasalam pernah menangis tersedu-sedu ketika ditanya oleh Ali Ra dan Fatimah Ra, putri beliau. Rasulullah bercerita, “Saat melakukan perjalanan Isr’a dan mi’raj ke langit, aku melihat para wanita dari umatku diazab dengan siksaan yang pedih, maka jika mengingat itu aku menangis”. Kemudian beliau bersabda,“Wanita yang digantung dengan rambutnya dan otak kepalanya mendidih adalah wanita yang tidak mau menutupi rambutnya dari pandangan laki-laki yang bukan mahram”.

Semoga tulisan ini mengingatkan kita kembali untuk berhijab sesuai syariat, karena batasan hijab itu bukan hanya ketika kita akan keluar rumah untuk berpergian atau tidak keluar rumah, melainkan apa-apa yang hanya boleh di tampakkan kepada yang bukan mahram. Dengan itu menjadikan kita berhijab bukan sekedar tren belaka.
Wallahu’alam

Selengkapnya disini http://zanabila.com/index.php/2019/01/06/ketika-hijab-hanyalah-sebuah-tren/

September 20, 2019 No comments
Newer Posts

About me

About Me


Hai I'm Aisyah Dian Beauty Blogger Indonesia. Thanks for visiting my blog. Please contact me : bloggercantikjob@gmail.com.

Labels

Artikel Bodycare Hair Kosmetik Lifestyle Muslimah Skincare

recent posts

Blog Archive

  • ▼  2019 (5)
    • ▼  September (5)
      • Poligami, Musibah Atau Solusi
      • Menjadi Full Time Mom Anti Baper Dan Bahagia
      • Denmark Dan Alasan Pentingnya Menanamkan Kejujuran...
      • Ketika Tulang Rusuk Harus Menjadi Tulang Punggung
      • Ketika Hijab Sekedar Tren
FOLLOW ME @INSTAGRAM

Created with by ThemeXpose